Into the darkness

Pernah ga sih ngrasa kita sendirian, ga ada yang bisa dan mau nolong, ga ada yang ngerti, semua jalan buntu, ga ada pikiran positif, hidup kok susah bangeet?
Ya. Ga sampe nyobain bunuh diri, cuma udah terlintas di kepala, sekitar bulan januari-februari 2013. Tujuan hidup apa sih? Kenapa begitu banyak cobaan datang silih berganti? Apa sih maksudnya? Kenapa begini? Kenapa begitu?

Ok, kita flash back, Kenapa dulu berfikir pengen bunuh diri? Ketika kita harus bertanggung jawab atas kesalahan orang lain dan tanggung jawab yang bergantung pada hidup mati seseorang. I think it's a big thing. Walaupun yang ngelakuin kesalahan sepertinya ngrasa ga masalah -__- dan ga menyesal udah ngelakuin kesalahan itu. Oke. Anggap aja ngerti itu masalahnya. Terus pada saat yang sama yang biasanya kita punya sandaran, tempat keluh kesal, tiba-tiba memutuskan untuk pergi dari hidup kita tanpa alasan yang jelas. Di saat yang sama juga ada paksaan untuk melakukan sesuatu yang kita ga suka, ga mau, ga rela. What a great life right??? Hahahaha
Waktu itu sampe ga bisa makan dari jumat-senin. Cuma bisa minum dan itu pasti muntah lagi. Itu pasti tanda-tanda stres akut. Ga mens bisa sampe berbulan-bulan, rambut rontok, dan ga banyak makanan yang bisa masuk banyaknya keluar.


Trus kenapa ga jadi?
Teman2 terdekat yang bikin akhirnya memutuskan untuk ilangin niat (thanx thia frita). Terus mikir juga masa di dunia menderita di akhirat juga kudu menderita.

Sekarang. Ga mikir bunuh diri lagi, tapi mau kabur dari sini. Pergi jauh-jauh dari sini. Buka peta. Tunjuk 1 negara. Googling. Cari kerjaan disana. Apply. Kalo gagal, ulangi lagi.

Tapi apa nyelesein masalah? It doesn't. Cuma pengen kabur. Pengen di dunia yang beda, di dunia yang ada yang kenal, di dunia yang kita kenal, di dunia yang jauh di luar dugaan kita.

Kenapa mesti kabur sih? Emang ga sedih jauh dari orang tua. Hmmm entah. Udah beberapa taun ini menahan segalanya di otak. Mencoba untuk tetap berdiri tegar, mencoba untuk sok baik-baik aja, mencoba untuk berjalan, mencoba dan terus mencoba. Tapi dalam hati paling dalam nyeseknya masya Allah.

Coba konsultasi ama orang-orang terdekat, tanya solusi dari masalah kita, tapi yaaa gitu aja. No solution. Just make them know what i feel. I hate that.

Jadi kepikiran juga, mungkin itu salah satu penyebab kenapa taun sekarang banyaaak bgt baju, clana, sepatu warna abu, item, biru dongker. Jaraaaaang bgt yang warna. Suasana hati kita berbanding lurus dengan fashion yang kita pakai.

Intinya, taun ini jadi taun yang penuh dengan kata-kata MARRIED, HOW TO FIND MR. RIGHT, DESTINY, INSECURE aka GALAU, dan loneliness.

0 comments:

Posting Komentar

About me

Followers

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / JusT α LittLe Spot of Dinar

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger